PROBOLINGGO – Kota Probolinggo mencetak prestasi
membanggakan. Batik khas kota yang belum genap enam bulan diseriusi,
sudah berhasil menjadi juara dalam lomba citra busana batik gelaran PKK
Jawa Timur, Rabu (5/5) lalu.
Dalam lomba yang digelar di gedung Bappeprov Jatim itu, Kota
Probolinggo bahkan berhasil menyabet dua prestasi sekaligus di dua
kategori yang dilombakan. Desain batik busana malam Ayu Bestari berhasil merebut juara I. Sedangkan desain batik busana casual Semarak Mangga Anggur menyandang juara III.
Untuk lomba itu, Tim Penggerak (TP) PKK Kota Probolinggo menggandeng
UKM (usaha kecil menengah) batik yang tergabung dalam paguyuban pecinta
dan pembatik setempat. Busana malam menggunakan kain batik Ayu Bestari karya Wasis. Sedangkan busana casual dari kain batik Semarak Mangga Anggur karya Mita. Kain itu didesain oleh Nanik Kastip.
Konsep lomba batik tingkat Jatim itu tidak sekedar fashion show.
Melainkan ada presentasi dari masing-masing daerah tentang kain dan
desain batik yang dilombakan. Awalnya tim Kota Probolinggo tidak tahu
ada presentasi segala. Tak ayal, mereka berangkat terburu-buru.
“Kami telat. Tapi alhamdulillah, juri masih ada di tempat
dan kami langsung menyampaikan presentasi tentang dua busana ini.
Ditanya macam-macam soal tema, warna, jenis kain dan pewarnaannya,”
tutur Nanik Kastip kepada Radar Bromo kemarin.
Presentasi pertama busana casual, kemudian dilanjutkan busana malam.
Karya busana malamnya, Kota Probolinggo mengusung busana malam untuk
pesta gala. Desain itu dipakai karena kota ini ingin penampilan yang
berbeda dari daerah lain.
“Masih banyak masyarakat yang tidak tahu, apa itu pesta gala. Nah,
di sini kami ingin menunjukkan itu. Busana itu biasa dipakai saat pesta
gala yang dihadiri pejabat dan artis. Pesta yang elegan. Busananya
model jubah, di dalamnya ada kemben,” kata Nanik saat ditemui di galeri batik Gachor.
Aturan dalam lomba di TP PKK Jatim tersebut, hanya boleh membawa satu
model, tidak boleh lebih. Setelah tampil dengan busana casual, model
harus buru-buru berganti busana malam.
Saat pengumuman pemenang, di sanalah rasa pesimis sempat muncul.
Karena karya dari 38 daerah di Jatim bagus-bagus. Apalagi batik khas
Kota Probolinggo masih seumur jagung. Agak mustahil jika menjadi
pemenang di skala Jatim.
“Pesaingnya seperti itu. Banyak batik-batik yang bagus, seperti
Madura dan Banyuwangi. Waktu diumumkan jadi pemenang, PKK Kota
Probolinggo langsung menangis bahagia. Kami tidak menyangka,” imbuh
Nanik.
Mita, pembuat batik Semarak Mangga Anggur tidak menyangka jika desain
busana yang dibuat dari batiknya jadi juara III di Jatim. Batik yang
dipakai bukanlah batik istimewa, bukan batik yang dipersiapkan untuk
dilombakan. Tapi, karya batik yang siap dijual di pasaran.
“Bikin biasa saja. Motif itu saya pilih karena mangga dan anggur
adalah ikon Kota Probolinggo. Jadi, batik Kota Probolinggo itu biar ada
khasnya. Alhamdulillah bisa menang dan bisa mengharumkan nama kota,”
terang Mita.
Sementara, Wakil Ketua TP PKK Kota Probolinggo Kusmiyati Bandyk
Soetrisno hadir menyaksikan langsung lomba di Surabaya itu mewakili
Ketua TP PKK Rukmini Buchori. Sebab, hari itu Rukmini masih menjalankan
tugasnya sebagai anggota komisi VIII DPR RI.
Kusmiyati menerangkan, kegiatan itu digelar oleh pokja I dan pokja
III TP PKK Jawa Timur. Temanya pemberdayaan perempuan menuju mandiri.
Batik dan desain di daerah-daerah di Jawa Timur dilombakan.
“Lomba ini dilaksanakan untuk mengangkat UKM batik di daerah.
Mudah-mudahan batik Kota Probolinggo bisa mewakili provinsi ke tingkat
nasional,” kata istri Wawali Bandyk Soetrisno itu.
Atas nama TP PKK Kota Probolinggo, Kusmiyati merasa sangat bersyukur
karena bisa berprestasi di Jawa Timur bersaing dengan kota/kabupaten
lain. Walaupun masih baru, lanjutnya, batik khas kota angin ini sudah
dikenal dimana-mana.
“Mudah-mudahan batik Kota Probolinggo semakin berkembang hingga ke
seluruh Indonesia. Karena dengan begitu, UKM di kota semakin maju dan
dapat meningkatkan ide dan kreativitasnya,” tuturnya. (fa/yud)
Tulisan ini diambil dari Radar Bromo. Jum’at, 7 Mei 2010.